Teori
belajar social juga masyur dengan
sebutan teori observational learning,
‘belajar observasional/ dengan pengamatan’ itu (Pressly & McCormick, 1995:
216) adalah sebuah teori belajar yang relative masih baru dibandingkan dengan
teori-teori belajar lainnya.
Teori
ini dikemukakan oleh Albert Bandura, seorang psikolog pada Universitas Stanford
Amerika Serikat. Teori Bandura berdasarkan tiga asumsi , yaitu:
- bahwa individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa yang ada di lingkungannya, terutama perilaku-perilaku orang lain. Perilaku orang lain yang ditiru disebut sebagai perilaku model atau perilaku contoh. Apabila peniruan itu memperoleh penguatan, maka perilaku yang ditiru itu akan menjadi perilaku dirinya. Proses pembelajaran menurut proses kognitif individu dan kcakapan dalam membuat keputusan.
- ialah terdapat hubungkait yang erat antara pelajar dengan lingkungannya. Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu lingkungan, perilaku dan factor-faktor pribadi
- ialah bahwa hasil pembelajaran adalah berupa kode perilaku visual dan verbal yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Atas dasar
asumsi tersebut, maka teori pembelajaran Bandura disebut social-kognitif karena
proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam pembelajaran,
sedangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan social.
Individu akan mengamati perilaku di lingkungannya sebagai model, kemudian
ditirunya sehingga menjadi perilaku miliknya. Dengan demikian, maka teori
Bandura ini disebut teori pembelajaran melalui peniruan. Perilaku individu terbentuk melalui peniruan terhadap
perilaku di lingkungan, pembelajaran merupakan suatu proses bagaimana membuat
peniruan yang sebaik-baiknya sehingga bersesuain dengan keadaan dirinya atau
tujuannya.
Proses
pembelajaran menurut Teori Bandura, terjadi dalam tiga komponen (unsure) yaitu
:
1. Perilaku Model (contoh)
Individu melakukan pembelajaran dengan proses mengenal perilaku model
(perilaku yang akan ditiru), kemudian mempertimbangkan dan memutuskan untuk
meniru sehingga menjadi perilakunya sendiri. Perilaku model ialah berbagai perilaku yang dikenal di
lingkungannya. Apabila bersesuaian dengan keadaan dirinya (minat, pengalaman,
cita-cita, tujuan, dsb), maka perilaku itu akan ditiru.
2. Pengaruh Perilaku Model
Untuk memahami pegaruh
perilaku model, maka perlu diketahui fungsi
model itu sendiri, yaitu:
·
Untuk memindahkan informasi ke dalam diri
individu
·
Memperkuat atau memperlemah perilaku yang telah
ada
·
Memindahkan pola-pola perilaku yang baru.
3. Proses Internal Pelajar
Model-model yang ada di lingkungan senantiasa meberikan ransangan
kepada individu yang membuat individu memberikan tindak balas apabila terjadi
hubungkait antara ransangan dengan dirinya. Macam-macam model boleh berasal
dari ibu-bapak, orang tua, orang dewasa, guru, pemimpin, teman sebaya, anggota
keluarga, anggota masyarakat, tokoh-tokoh yang berpretise seperti penyanyi,
pahlawan, bintang film dan sebagainya.
Dalam
kaitan dengan pembelajaran, ada tiga
macam model, yaitu:
- Live Model
Ialah model yang berasal dari
kehidupan nyata, misalnya perilaku orang tua di rumah, perilaku guru, teman
sebaya, atau perilaku yang dilihat sehari-hari di lingkungan.
- Simbolic Model
Ialah model yang berasal dari suatu perumpamaan, misalnya dari cerita
di buku, radio, TV, film atau dari berbagai peristiwa laiinya.
- Verbal Description Model
Ialah model yang dinyatakan dalam suatu uraian verbal (kata-kata),
misalnya petunjuk atau arahan untuk melakukan sesuatu seperti resep yang
memberikan arahan bagaimana membuat satu masakan.
Proses
peniruan model ini akan dipengaruhi oleh factor model itu sendiri dan kualitas
individu. Model-model yang akan ditiru ditentukan oleh tiga factor:
1. Ciri-Ciri model
Yaitu model yang memiliki ciri-ciri yang bersesuaian dengan individu
akan lebih mungkin ditiru disbanding dengan model yang kurang bersesuaian.
2. Nilai Prestise daripada Model
Ialah model yang memberikan prestise. Misalnya para penyanyi. Bintang
film, pemimpin, orang terkenal, pahlawan, pakar, para juara, adalah contoh
tokoh yang memiliki pretise tinggi, sehingga akan lebih mungkin dijadikan
sebagai model untuk ditiru.
3. Peringkat Ganjaran Intrinsik
Artinya kualitas rasa kepuasan yang diperoleh dengan meniru suatu
model.
Dalam
kaitan dengan pengajaran di dalam kelas, guru hendaknya merupakan tokoh
perilaku bagi siswa-siswanya. Proses kognitif siswa hendaknya mendapat
perhatian dari guru, kemudian lingkungan hendaknya memberikan dukungan bagi
proses pembelajaran, dan guru membantu siswa dalam mengembangkan perilaku
pembelajaran. Guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa, terutama yang
berkenaan dengan perbedaan individual, kesediaan, motivasi, dan proses
kognitifnya. Hal lain yang harus diperhatikan ialah kecakapan siswa dalam pembelajaran
untuk belajar, dan penyelesaian masalah dalam pengajaran. Proses pembelajaran
hendaknya tidak terpisah dari lingkungan social, artinya apa yang dilakukan
dalam pembelajaran dan pengajaran hendaknya memiliki keterkaitan dan padanan
dengan kehidupan social yang nyata.
Dalam
mengembangkan proses pengajaran yang efektif, teori ini menyarankan strategi
sebagai berikut:
1.
mengidentifikasikan model-model perilaku yang akan
digunakan dalam kelas
2.
mengembangkan perilaku yang memberikan nilai-nilai
secara fungsional, dan memilih perilaku-perilaku model
3.
mengembangkan urutan atau peringkat proses pengajaran
4.
menerapkan aktifitas pengajaran dan membimbing
aktifitas pembelajaran siswa dalam membentuk proses kognitif dan motorik.
Berikut proses pembelajaran yang
penting dari Bandura yaitu:
1. Pembelajaran Observasional ( observational learning )
Adalah pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan, strategi, dan
keyakinan dengan cara mengamati orang lain.
2. Pembelajarang dengan Pengaturan Diri ( self-regulatory learning )
Terdiri atas
pembangkitan diri dan pemantauan diri atas pikiran, perasaan, dan perilaku
dengan tujuan untuk mencapai suatu sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
-
Santrock,John. Psikologi
Pendidikan. 2009. penerbit: Salemba Humanika. Jakarta .
-
Syah, Muhibbin. Psikologi
Belajar. 2003. penerbit:Gafindo. Jakarta
-
Surya. Psikologi
Pembelajaran dan pengajaran. 2003. penerbit : Pustaka bani
0 comments:
Post a Comment
Saya sangat berterima kasih anda bersedia memberikan komentar untuk tulisan saya. :-)