PENYEBARAN ILMU ALAM DI ZAMAN AWAL

by 05:31 0 comments

Sejak awal kehidupan, manusia terus memperhatikan fenomena-fenomena alam yang terjadi di sekitarnya. Selalu timbul pertanyaan “mengapa begini?” atau “mengapa begitu?”. Contohnya mengapa objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah, bagaimana bentuk bumi dan bulan dan lain sebagainya. Karena belum ada yang bisa menjelaskan secara logis, maka orang di zaman dahulu selalu mengaitkan-ngaitkan dengan jawaban yang sederhana “ini pekerjaan dewa/dewi” sesuai dengan kepercayaan mereka.
Beberapa tahun kemudian, muncullah orang-orang yang bisa menjelaskan fenomena-fenomena alam yang terjadi dengan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation) yaitu para filsuf Yunani. Filsuf alam pertama yang mengkaji tentang asal usul alam adalah Thales (624-546 SM). Iya di gelari Bapak filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat dan mempertanyakan. Kemudian ilmu alam terus dikembangkan oleh filsuf selanjutnya di antaranya Heraklitos (540-480 SM) melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah; Pythagoras (580-500 SM) mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan semua realitas dapat diukur dengan bilangan (kuantitas);
Penyebaran sains mula-mula diturunkan oleh ilmuwan sains kepada anak didiknya, contohnya Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Pemikiran Plato kemudian dipengaruhi oleh Socrates dan kemudian pemikiran Aristoteles kemudian dipengaruhi oleh Plato. Walaupun demikian masing-masing memberikan sumbangan yang besar dalam ilmu alam. Kemudian mereka mulai mendirikan sekolah-sekolah atau akademi untuk mengajarkan teori-teori yang mereka temukan. Plato (427SM-347SM) mendirikan  Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat.
Kemudian dari pada itu, Gereja ikut berperan penting dalam penyebaran sains lewat pengajaran di gereja, seminar dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh gereja dan para imamnya berperan penting dalam masyarakat. Peran gereja menjadi dominan dalam perkembangan intelektualitas di masyarakat, karena banyak cendekiawan berlatar belakang imam. Contohnya St. Agustinus menjadi Filsuf pertama pada masa Kekristenan. Adapun  Thomas Aquinas yang mentransformasikan pandangan Aristoteles ke dalam konsep-konsep kekristenan. Apa yang dikenal sebagai reason oleh Aristoteles diterjemahkan sebagai soul oleh Aquinas. Maka soul adalah sesuatu yang vital bagi manusia, tujuan utamanya adalah memahami dunia, hal yang tidak dapat dilakukan oleh fisik manusia semata.Namun demikian, banyak act dari soul yang membutuhkan tubuh fisik manusia sebagai kekuatan yang dapat mewujudkannya.Sumbangan bagi science: Pengubahan mutlak dari Aristoteles’ natural science dan Pengembangan dualism.
Secara gradual, gereja menjadi penentu nilai di masyarakat dan berhak melakukan sensor atas tulisan atau ide yang muncul. Gereja juga adalah penyelenggara pendidikan moral. Walaupun demikian peran gereja dirasakan kurang memuaskan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, maka muncul universitas-universitas di Eropa yang menawarkan kebebasan berpikir secara lebih luas. Terjadi pertentangan antara gereja dan masyarakat.
Sepanjang masa ini, perdebatan mengenai manusia bergeser dari topik kehidupan yang luas, hubungan antara manusia dengan lingkungannya /alam, ke arah pemahaman tentang kehidupan secara lebih spesifik, yaitu hubungan antara aspek-aspek di dalam diri manusia itu sendiri. Menunjukkan semakin mendalamnya perhatian dan concern awal mengenai manusia itu sendiri. Meskipun demikian, pengaruh kuat gereja menyebabkan pemikiran tentang manusia tidak bebas, dan otoritas ketuhanan tetap dijunjung sebagai otoritas tertinggi.
Sambutan masyarakat terhadap ilmu alam berbeda-beda, ada yang percaya pada ilmu yang telah disajikan oleh para ilmuwan,ada yang ikut dipengaruhi oleh gereja, dan atau ada yang masih tetap bertahan dan percaya pada unsur-unsur religious yang dipercayainya.
Bebagai pertentangan terus datang pada Ilmuwan namun tidak menghentikan semangat mereka untuk terus mencari kelogisan dari peristiwa alam yang terjadi. Ada yang sampai dipenjarakan dan bahkan ada yang dibunuh oleh karena teori-teori  yang mereka temukan. Hingga akhirnya masyarakat secara perlahan-lahan mulai menerima ilmu alam yang disampaikan oleh ilmuwan karena mampu menjelaskan fenomena-fenomena alam yang terjadi secara logis.
Ketika kekaisaran Roma jatuh, perkembangan sains mengalami kemunduran. Sebagian besar masyarakat dan ilmuwan berpindah ke Timur Tengah. Setelah bangsa Arab menaklukkan Persia, ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat di Persia dan ilmuwan terus bermunculan yang akhirnya dengan giatnya memindahkan ilmu yang telah ada dari kebudayaan Yunani ke timur tengah yang saat itu sedang mundur dari Eropa yang mulai memasuki abad kegelapan. Di sana ilmuwan Yunani mengajarkan ilmu kepada orang di Timur tengah dan kemudian terus dikembangkan oleh ilmuwan di sana. Ilmuwan Timur Tengah yang juga muslim berhasil mengembangkan ilmu astronomi dan matematika, dan kemudian menemukan ilmu baru yaitu kimia. Di sini agama Islam turut berkontribusi dalam menyebarkan sains.
Mar'atush Shalihah dalam blognya menuliskan bahwa :  perkembangan ilmu pengetahuan di Timur Tengah tidak terlepas dari peranan negeri Timur Tengah sebagai sumber dari agama samawi. Akar-muakar dari agama-agama yang ada, Yahudi, Nasrani, dan Islam yang muncul di Timur Tengah menciptakan karakter masyarakat Timur Tengah (yang umumnya bangsa Arab) berkembang menjadi insan yang “pemikir”. Ditandai dengan perkembangan pemikiran dan kajian Filsafat yang telah berlangsung di Timur Tengah sejak 6000-1000 sebelum masehi sedangkan kajian filsafat bangsa Barat oleh Yunani baru dikenal pada tahun 600 SM. Ilmu pengetahuan di Timur Tengah mulai mengalami kemajuan oleh peradaban Islam pada masa DSinasti Abbasiyah (750 M), yang ditandai dengan berkembangnya sekolah-sekolah dan Universitas di Timur Tengah (dengan Al-Azhar sebagai universitas tertua). Beberapa kajian ilmu yang berkembang saat itu antara lain Ilmu Pengetahuan Agama dan Syari’at, seperti Ilmu Tafsir, Ilmu Qira’at, Hadits, Fiqh, Bahasa dan Retorika, Ilmu Kalam, Ilmu Sastra maupun ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti Filsafat, Kedokteran, ilmu administrasi, Ilmu Teknik, Matematika, farmasi dan Kimia, Astronomi, Sejarah dan Geografi, Ilmu Optik dan lain sebagainya. Hingga melahirkan para tokoh-tokohnya seperti : Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al Ghazali, Al Khawarazimi, Rayhan Al Bairuni, Ibnu Mansur Al Falaky, At Tabrani, Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, Jahm Ibnu Sofyan, Washil bin Atha’, Sibawaih. Para Khalifah Dinasti Abbasiyah saat itu memang sangat mendukung perkembangan Ilmu Pengetahuan terutama mengenai kajian Islam sebab disadari bahwa ilmu pengetahuan merupakan kebutuhan pokok hidup bagi umat manusia. Hingga saat ini, kemajuan bangsa-bangsa timur tengah dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi juga masih Nampak terlihat. Penguasaan negeri Iran akan pengembangan teknologi nuklir (misalnya), yang mengimbangi kekuatan Amerika Serikat sebagai negara adidaya.
Penyebaran ilmu kemudian dilakukan lewat pengajaran di masjid oleh para ulama dan kemudian telah didirikan akademi-akademi oleh orang-orang Muslim untuk mengajarkan ilmu alam yang telah ditemukan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyebaran ilmu alam pada awalnya diturunkan oleh ilmuwan sendiri ke muridnya atau lewat pengajaran di akademi yang didirikan, kemudian gereja ikut mempublikasikan ilmu yang dianggapnya tidak bertentangan dengan nilai ketuhanan. Ketika kekaisaran Roma jatuh ke Timur Tengah maka agama Islam kemudian berpengaruh penting pada penyebaran ilmu sendiri.

Lusiana Sandra

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment

Saya sangat berterima kasih anda bersedia memberikan komentar untuk tulisan saya. :-)