Marie Sklodowska Curie
(Polandia-Perancis, 1867-1934) menikah dengan Pierre Curie (Perancis,
1859-1906) dan siap memulai kehidupan seorang peneliti dengan meneliti sinar
Becquerel sebagai tema penelitian untuk mendapatkan gelar akademik. Pierre yang
saat itu sudah menjadi salah satu peneliti terkemuka bermaksud membantu
istrinya dengan menyarankan pemakaian alat ukur arus yang sangat sensitif
(Galvanometer Feebles). Marie Curie menggunakan alat ukur arus yang sangat
sensitif dan melakukan pengukuran secara kuantitatif radioaktivitas (kemampuan
melepaskan radiasi) dari materi yang dapat ia peroleh. Hanya materi yang
mengandung uranium atau thorium yang menunjukkan radioaktivitas. Berdasarkan
pengukuran secara kuantitatif diketahui bahwa radioaktivitas berbanding lurus
dengan jumlah uranium atau thorium, sedangkan suhu serta bentuk kimia dari
materi tidak berpengaruh. Tetapi disinipun teramati sesuatu yang di luar
dugaan. Dua bahan tambang uranium yaitu pitch blend (uranium oksida) dan shell
corit (tembaga dan uranil) menunjukkan radioaktivitas yang besar yang tidak
dapat dijelaskan dengan jumlah uranium yang ada di dalamnya. Marie Curie
mencampur shell corit dengan bahan lain dan kemudian melakukan pengukuran.
Ternyata hanya bagian yang mengandung uranium yang menunjukkan adanya
radioaktivitas. Fakta ini dilaporkan di Akademi Sains Paris bulan April 1898.
Marie Curie berpikir bahwa di dalam batuan uranium alam terdapat unsur yang
belum diketahui dalam jumlah yang sangat sedikit, dan setelah itu ia lebih
serius lagi menemukan unsur radioaktif yang belum diketahui. Pierre kemudian
berhenti melakukan penelitiannya sendiri untuk bekerja sama dengan Marie
menemukan unsur baru. (Pierre terus melakukan penelitian radioaktivitas sebelum
meninggal pada tahun 1906 karena kecelakaan). Batuan dalam jumlah besar
dilarutkan dan dilakukan pemisahan dengan prosedur analisis kimia.
Radioaktivitas dari bagian yang terpisah diukur dengan alat ukur listrik yang
dikonsentrasikan pada bagian yang memiliki radioaktivitas tinggi. Unsur
radioaktif yang belum diketahui itu menunjukkan sifat yang mirip dengan
bismuth. Bagian yang terambil ini ternyata merupakan campuran antara bismuth
sulfat dan bahan radioaktif dalam bentuk sulfat. Pemisahan antara bismuth dan
unsur yang belum diketahui itu dapat dilakukan berdasarkan perbedaan sifat
sublimasinya. Bahan campuran itu dipanaskan dalam vakum pada suhu 700° C dan dibiarkan
menyublim, dalam suhu 250°-300° C bahan radioaktif dalam bentuk sulfat itu
menempel pada dinding seperti cat berwarna hitam. Beginilah cara penemuan salah
satu unsur radioaktif yang belum diketahui. Pada Juni 1898 laporan atas nama
suami-istri Curie disampaikan kepada Akademi. Dalam laporan ini diusulkan nama
Polonium untuk unsur baru sesuai dengan nama negara kelahiran Marie Curie. Dari
analisis juga ditemukan adanya radioaktifitas yang kuat di dalam kelompok
barium, secara kimiawi sifatnya sama dengan barium. Pemisahan bagian yang
memiliki radioaktivitas dengan cara pemisahan kristal berdasarkan perbedaan
kelarutan dalam air, campuran air dan alkohol, kelarutan garam dalam larutan
asam klorida. Dengan cara seperti inilah unsur radioaktif radium ditemukan.
Penemuan ini dipresentasikan pada bulan September 1898 sebagai hasil penelitian
bersama suami-istri Curie dan rekan sekerja Pemon.
http://baca-kata.blogspot.com/2011/04/penemuan-polonium-dan-radium.html
http://baca-kata.blogspot.com/2011/04/penemuan-polonium-dan-radium.html
2. Sumber.Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang. Bijih
uranium hanya mengandung sekitar 100 mikrogram unsur polonium per tonnya.
Ketersediaan polonium hanya 0.2% dari radium.Pada tahun 1934, para ahli
menemukan bahwa ketika mereka menembak bismut alam (209Bi) dengan
neutron, diperoleh 210Bi yang merupakan induk polonium. Sejumlah
milligram polonium kini didapatkan dengan cara seperti ini, dengan menggunakan
tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.
3. Sifat-sifat.Polonium 210 memiliki titik cair yang rendah, logam yang mudah menguap, dengan 50% polonium menguap di udara dalam 45 jam pada suhu 55oC. Merupakan pemancar alpha dengan masa paruh waktu 138.39 hari. Satu milligram memancarkan partikel alfa seperti 5 gram radium.Energi yang dilepaskan dengan pancarannya sangat besar (140 W/gram); dengan sebuah kapsul yang mengandung setengah gram polonium mencapai suhu di atas 500oC. Kapsul ini juga menghasilkan sinar gamma dengan kecepatan dosisnya 0.012 Gy/jam. Sejumlah curie (1 curie = 3.7 x 1010Bq) polonium mengeluarkan kilau biru yang disebabkan eksitasi di sekitar gas.Polonium mudah larut dalam asam encer, tapi hanya sedikit larut dalam basa. Garam polonium dari asam organik terbakar dengan cepat; halida amina dapat mereduksi nya menjadi logam.
4. Kegunaan.Karena kebanyakan radiasi alfa dihentikan di sekitar bahan padat dan wadahnya, melepaskan energinya, polonium telah menarik perhatian untuk digunakan sebagai sumber panas yang ringan sebagai sumber energi termoelektrik ada satelit angkasa.Polonium dapat dicampur atau dibentuk alloy dengan berilium untuk menghasilkan sumber neutron. Unsur ini telah digunakan dalam peralatan untuk menghilangkan muatan statis dalam pemintalan tekstil dan lain-lain; bagaimanapun, sumber beta termasuk yang paling sering digunakan karena tingkat bahayanya yang lebih rendah. Polonium yang digunakan untuk tujuan ini harus tersegel dan terkontrol, untuk mengurangi bahaya terhadap pengguna.
5. Isotop.Ada 25 isotop polonium yang diketahui, dengan massa atom berkisar dari 194 – 218. Polonium-210 adalah yang paling banyak tersedia. Isotop dengan massa 209 (masa paruh waktu 103 tahun) dan massa 208(masa paruh waktu 2.9 tahun) bisa didapatkan dengan menembakkan alfa, proton, atau deutron pada timbal atau bismut dalam siklotron, tapi proses ini terlalu mahal.Logam polonium telah dibuat dari polonium hidroksida dan senyawa polonium dengan adanya ammonia cair anhidrat atau ammonia cair pekat. Diketahui ada dua modifikasi alotrop.
6. Penanganan.Polonium-210 sangat berbahaya untuk ditangani meski hanya sejumlah milligram atau mikrogram. Diperlukan peralatan khusus dan kontrol yang ketat untuk menanganinya. Kerusakan timbul dari penyerapan energi partikel alfa oleh jaringan makhluk hidup.Batas penyerapan polonium maksimum lewat jalan pernafasan yang masih diizinkan hanya 0.03 mikrocurie, yang sebanding dengan berat hanya 6.8 x 10-12 gram. Tingkat toksisitas polonium ini sekitar 2.5 x 1011 kali daripada asam sianida. Sedangkan konsentrasi senyawa polonium yang terlarut yang masih diizinkan adalah maksimal 2 x 10-11 mikrocurie/cm3
Substansi
radioaktif yang ditemukand di rokok adalah polonium-210, sebuah
material radioaktif yang memancarkan partikel berbahaya bernama partikel alfa.
Ketika perokok menghisapnya, partikel ini bekerja bersama karsinogen lain untuk
mendorong percepatan perusakan terhadap paru-paru dan tentu saja menimbulkan
kanker. Untuk lebih jelasnya tentang polonium dalam rokok.
0 comments:
Post a Comment
Saya sangat berterima kasih anda bersedia memberikan komentar untuk tulisan saya. :-)