Tanggal 13 Juni 2014, pukul 18.00 kebanyakan resident (sebutan untuk penguni asrama) sudah berkumpul di lantai bawah asrama. Keberangkatan mereka yang berjumlah 150an orang ke Malang menggunakan bis AC dijadwalkan pukul 20.00. Mereka terlihat sudah menyiapkan diri dengan baik namun tetap saja ada yang terlambat berkumpul karena masih prepare barang bawaannya. Keterlambatan itu membuat saya sebagai satu-satunya asisten pamong yang bertugas sendirian harus bolak balik dan naik turun 3 lantai bangunan asrama (mirip rusun asramanya) untuk mengecek masing-masing kamar. Sungguh melelahkan karena saya dalam keadaan demam dan mual-mual karena gangguan pencernaan. Setelah itu saya harus mengabsen mereka satu persatu dan membagikan bekal yang berisi minuman dan biskuit. Luar biasaaaaa... Pikir saya, andai saya dalam keadaan fit mungkin semua akan terasa menyenangkan.
Tiga bis patas AC mampu memuat semua resident, maksimal 54 orang untuk tiap bisnya. Perjalanan dimulai dari pukul 20.00, didahului dengan doa bersama di masing-masing bis dan pengarahan dari pamong (pembina). Saya ditugaskan menemani resident di bis nomor 2. Mereka begitu senang saya berada bersama mereka. Resident yang lainnya menunjukkan rasa kecewanya karena saya tidak berada di bis yang sama dengan mereka. Hmm.. Entah berapa besar pengaruh saya untuk mereka. Hehe... Narsis sedikit boleh kan? :-D
Baru beberapa menit perjalanan saya merasa sudah tak tahan dengan sakit di kepala dan mual. Waw.. Padahal masih kurang lebih 8 jam lagi. "Nikmati saja.. Nikmati saja", begitu kata hati. Dalam keadaan seperti ini, resident yang duduk di sebelah saya meminta kepalanya dipangku saya karena ia mulai merasa mual. Sebagai yang di'tua'kan maka saya langsung mempersilahkan dia untuk menaruh kepala pangkuan saya. Sungguh.. Saya jadi berpikir, ibu saya tentu melakukan hal yang sama sepanjang hidupnya hanya untuk membuat saya nyaman walau dia sendiri sedang tidak nyaman. Ini benar-benar mengajarkan saya untuk menumbuhkan sikap keibuan dalam diri saya.
Perjalanan ini diiringi dengan alunan musik gitar resident dan suara-suara merdu dan tak merdu dari mereka. :-D Suasana berubah jadi menyenangkan. Apalagi ada resident cewek dan cowok beradu acting di mobil, membuat sesekali bis jadi gaduh dengan tertawa dari penonton.
Sudah pukul 23.00 dan yang bernyanyi masih terus bernyanyi, yang tidur masih terus tidur, dan saya sedang asyik menulis cerita ini dari smartphone saya.
Tiba-tiba ada kejadian lucu terjadi. Ada yang buang angin, mungkin kelepasan. Haha.. Bayangkan dalam ruang ber-AC, tertutup semua jendela dan ada bau tak sedap. :-D Jorok sih. Tapi mereka menanggapinya dengan becandaan. Ada yang berseru "wah.. wangi sekali", ada yang berteriak "ini wanginya aroma terapi". Haha.. kegilaan apa ini.
Ada juga yang menggoda teman di sampingnya dengan membangunkan temannya itu seraya berkata : "hey.. bangun, sudah sampai". Sontak temannya pun langsung terkejut membuka matanya dan mengambil posisi duduk yang sempurna. Sadar telah dikerjai, yang dikerjai merengut dan kemudian tidur lagi. (Yang ini jangan ditiru ya) :-D.
Pukul 24.00 bis kami mulai sepi. Sepertinya euphoria semua penumpang sudah diganti dengan rasa lelah. Lampu bis pun dipadamkan. Saat yang tepat untuk beristirahat. Saya sempat tertidur sebentar, namun kemudian terbangun lagi karena "kedudukan" mulai pegal. Sudah sekitar 5 jam perjalanan dan tulang-tulang mulai borring. Kondisi yang mulai mengancam juga untuk mereka yang sudah butuh ke toilet. Sekali lagi nikmati saja.
Di beberapa tempat saya melihat para pedagang sayur mulai mendorong gerobak sayurnya yang mungkin hendak di bawah ke pasar. Masih jam 01.00, mereka bersemangat sekali. Inilah hidup. Ada yang membanting tulang sepanjang hari namun pendapatannya kecil, ada juga yang hanya duduk dan berpikir saja di kantor namun gajinya besar. Apapun itu saya yakin orang-orang dengan usaha keras itu jauh lebih kuat dalam menghadapi masalah hidup.
Yang tertidur terus tidur, beberapa kali bis mampir ke pom bensin untuk sekedar beristirahat. Pukul 5 lewat, bis mampir ke sebuah pom bensin di Pasuruan (berhubung rute bisnya melewati Surabaya). Ada pemandangan menarik yang sangat memanjakan mata seperti di bawah ini.
Karena saya mengambilnya menggunakan kamera hp maka mungkin gambarnya kurang jelas. Bayangkan sebuah pemandangan seperti gambar pemandangan gunung yang sering kita gambar waktu kita masih duduk di bangku SD. Ada beberapa gunung dan matahari di pojok atas bagian kiri atau kanan gunung-gunung tersebut. Namun di sini yang terlihat adalah bulan purnama. Sinar bulan purnama menyinari fokus pada sebagian daerah di puncak gunung, seperti sebuah senter diarahkan ke suatu titik di ruang yang gelap. Kecerahan sang bulan dan puncak gunung yang disinarinya terlihat jelas dan sangat indah. Andai bisa lebih lama di situ.
Pukul 07.45 kami sampai di Panti Asuhan Bakti Luhur Malang. Ketika memasuki gerbangnya kami sudah disambut oleh beberapa ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Rasa iba mulai tumbuh di hati saya. Hmm... bagaimana 2 hari lagi di sini? Apa yang akan kami lihat atau kerjakan di sini? Belum tahu. Hingga kamipun berkumpul di aula untuk mengikuti acara pembukaan live in dan pembagian wisma ABK/OBK untuk kami tempati 2 hari ke depan. #Bersambung ke Day One in Bakti Luhur.
0 comments:
Post a Comment
Saya sangat berterima kasih anda bersedia memberikan komentar untuk tulisan saya. :-)